Cara Trading Efektif Menggunakan Pivot Point
Halo teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang pivot point dalam dunia trading saham, valuta asing, atau forex. Apa sih pivot point itu? Secara sederhana, pivot point adalah suatu level harga yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan support dan resistance di pasar keuangan. Konsep pivot point ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang trader saham bernama Henry Gambler pada awal tahun 1930-an.
Cara trading menggunakan pivot point sangat populer dikalangan trader karena kemampuannya dalam memberikan sinyal untuk memasuki atau keluar dari pasar keuangan. Pivot point terdiri dari 7 level harga, yaitu 3 level support, 3 level resistance, dan 1 level pivot point itu sendiri. Level-level tersebut terhitung dari harga tertinggi, terendah, serta penutupan dari periode waktu sebelumnya. Dengan memahami konsep pivot point, trader dapat mengambil keputusan trading yang lebih baik dan akurat, serta mampu menghindari risiko kerugian yang tidak perlu. Yuk kita mulai belajar trading menggunakan pivot point secara lebih detail!
1. Apa itu Pivot Point Trading?
Pivot Point Trading adalah salah satu teknik trading yang bisa menghasilkan keuntungan besar dalam pasar forex. Dalam teknik pivot point trading, trader akan menggunakan data harga untuk menentukan level support dan resistance di pasar forex. Level support adalah level harga dimana banyak pembeli berada dan level resistance adalah level harga dimana banyak penjual berada. Dan pivot point adalah level harga yang paling penting dalam teknik pivot point, karena level pivot point menjadi patokan bagi trader untuk menentukan level support dan resistance.
2. Cara Menghitung Pivot Point
Cara menghitung pivot point adalah dengan menjumlahkan harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan dari hari sebelumnya. Setelah itu, jumlah tersebut dibagi dengan tiga, dan hasil tersebut adalah level pivot point. Selain itu, trader juga harus menghitung level support dan resistance. Untuk menghitung level resistance pertama, trader harus mengalikan level pivot point dengan dua dan mengurangi harga terendah dari hari sebelumnya. Untuk menghitung level support pertama, trader harus mengalikan level pivot point dengan dua dan mengurangi harga tertinggi dari hari sebelumnya.
3. Cara Menentukan Level Support dan Resistance dengan Pivot Point
Cara menentukan level support dan resistance dengan pivot point adalah dengan menggunakan level pivot point, level resistance dan level support yang telah dihitung sebelumnya. Jika harga bergerak lebih tinggi dari level pivot point, maka level resistance pertama akan menjadi target trader. Jika harga bergerak lebih rendah dari level pivot point, maka level support pertama akan menjadi target trader. Jika harga bergerak di atas level resistance pertama, maka level resistance kedua akan menjadi target trader. Dan jika harga bergerak di bawah level support pertama, maka level support kedua akan menjadi target trader.
4. Kapan Waktu yang Tepat untuk Menggunakan Teknik Pivot Point Trading?
Waktu yang tepat untuk menggunakan teknik pivot point trading adalah ketika pasar forex sedang dalam kondisi trending. Ketika pasar forex trending, maka level support dan resistance akan menjadi sangat penting bagi trader. Hal ini karena dalam kondisi trending, harga akan sering mengalami koreksi, dan itu akan menghasilkan peluang trading yang bagus bagi trader.
5. Keuntungan Menggunakan Teknik Pivot Point Trading
Keuntungan menggunakan teknik pivot point trading adalah trader dapat dengan mudah menentukan level support dan resistance di pasar forex. Hal ini memudahkan trader dalam membuat keputusan trading dengan cepat dan akurat. Selain itu, teknik pivot point trading juga mudah dipahami dan diterapkan, bahkan oleh trader pemula sekalipun.
6. Risiko Menggunakan Teknik Pivot Point Trading
Seperti halnya dengan metode analisa teknikal lainnya, teknik pivot point trading juga memiliki risiko. Risiko paling besar adalah jika harga pasar forex mengalami perubahan yang tiba-tiba dan tidak terduga. Hal ini bisa menyebabkan trader mengalami kerugian besar.
7. Tips Menggunakan Teknik Pivot Point Trading
Ada beberapa tips yang bisa digunakan trader dalam menggunakan teknik pivot point trading. Pertama, trader harus tetap memperhatikan level support dan resistance yang diperoleh dari pivot point, meskipun telah terjadi breakout. Kedua, trader harus selalu memperhatikan berita dan pergerakan pasar forex, dan mengubah strategi trading jika kondisi di pasar forex berubah.
8. Contoh Penggunaan Teknik Pivot Point Trading
Sebagai contoh, jika Anda ingin melakukan trading EUR/USD dengan teknik pivot point trading, Anda dapat menghitung level support dan resistance pada hari sebelumnya. Setelah itu, Anda bisa mengamati pergerakan harga pada hari ini, dan menentukan apakah akan membeli atau menjual mata uang tersebut pada level support atau resistance yang telah ditentukan.
9. Kesimpulan
Teknik pivot point trading adalah salah satu teknik trading yang populer di pasar forex. Dalam teknik pivot point trading, trader akan menggunakan data harga untuk menentukan level support dan resistance di pasar forex. Anda dapat mengembangkan strategi trading Anda sendiri dengan menggunakan teknik pivot point trading dan menerapkannya di pasar forex.
10. Saran
Sebagai saran, sebelum melakukan teknik pivot point trading, Anda sebaiknya mempelajari dan memahami dengan baik teknik pivot point trading dan menguasai penghitungan serta penentuan level support dan resistance. Hati-hati dalam melakukan trading forex karena bisa mengakibatkan kerugian. Lakukan manajemen risiko yang baik dan selalu perhatikan berita-berita pasar dan pergerakan harga.
Memahami Perbedaan Pivot Point dengan Support/Resistance
Pivot Point sering dibandingkan dengan Support dan Resistance karena memang memiliki karakteristik yang mirip. Namun, sebenarnya Pivot Point dan Support/Resistance memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Pivot Point adalah level harga yang dihitung berdasarkan rata-rata harga tertinggi, terendah, dan penutupan dari periode sebelumnya. Sedangkan Support/Resistance adalah level harga yang dianggap sebagai batas atas atau batas bawah pergerakan harga.
Pivot Point memiliki tiga level yang penting: R1 (resistance pertama), S1 (support pertama), dan PP (pivot point). Sementara Support/Resistance memiliki level-level yang lebih banyak dan biasanya ditemukan melalui metode analisis teknikal tertentu.
Menentukan Trend dengan Pivot Point
Pivot Point juga dapat digunakan untuk menentukan tren pasar yang sedang terjadi. Secara umum, jika harga berada di atas Pivot Point, maka pasar dikatakan sebagai uptrend atau bullish. Sebaliknya jika harga berada di bawah Pivot Point, maka pasar dikatakan sebagai downtrend atau bearish.
Namun, untuk mendukung analisis trend dengan Pivot Point, lebih baik menggunakan indikator teknikal tambahan seperti moving average atau MACD. Dalam hal ini, Pivot Point dapat digunakan sebagai level-level support atau resistance yang dapat membantu trader untuk menentukan di mana posisi buy atau sell yang tepat.
Menentukan Level Stop Loss dan Take Profit dengan Pivot Point
Pivot Point juga dapat digunakan untuk menentukan level stop loss dan take profit. Jika trader memiliki posisi buy, maka level stop loss dapat ditempatkan di bawah level S1 atau Pivot Point. Sedangkan level take profit dapat diletakkan di atas level R1 atau R2.
Sebaliknya jika trader memiliki posisi sell, maka level stop loss dapat ditempatkan di atas level R1 atau Pivot Point. Sedangkan level take profit dapat diletakkan di bawah level S1 atau S2.
Bagi trader yang menggunakan metode breakout, Pivot Point juga dapat digunakan sebagai level-level entry dan exit. Trader dapat membuka posisi buy jika harga melewati level resistance pertama (R1) dan menempatkan level stop loss di bawah level Pivot Point. Sedangkan untuk posisi sell, trader dapat membuka posisi jika harga melewati level support pertama (S1) dan menempatkan level stop loss di atas level Pivot Point.
Mengukur Volatilitas Pasar dengan Pivot Point
Pivot Point juga dapat digunakan untuk mengukur volatilitas pasar atau seberapa besar pergerakan harga yang mungkin terjadi. Semakin jauh level-level Pivot Point dari harga saat ini, maka semakin besar volatilitas pasar. Sebaliknya jika level-level Pivot Point berdekatan dengan harga saat ini, maka volatilitas pasar cenderung rendah.
Dari sini, trader dapat menentukan posisi buy atau sell yang tepat. Jika volatilitas pasar tinggi, trader dapat membuka posisi buy di level resistance terdekat atau posisi sell di level support terdekat. Sebaliknya jika volatilitas pasar rendah, trader dapat membuka posisi buy di dekat level support atau posisi sell di dekat level resistance.
Menemukan Titik Pivot Point dengan Alternatif Metode
Selain metode standar untuk menghitung Pivot Point, ada beberapa alternatif metode yang dapat digunakan oleh trader.
Salah satunya adalah Camarilla Pivot Points, yang merupakan metode yang menghitung level-level support dan resistance berdasarkan range harga yang spesifik. Metode ini lebih cocok digunakan pada pasar yang sangat volatile seperti forex.
Ada juga Fibonacci Pivot Points, yang menghitung level-level support dan resistance berdasarkan level-level Fibonacci retracement. Metode ini cocok digunakan pada pasar yang cenderung bergerak mengikuti tren.
Menerapkan Pivot Point pada Trading Intraday
Pivot Point banyak digunakan oleh trader yang melakukan trading intraday atau trading jangka pendek. Hal ini karena Pivot Point dapat memberikan level-level support dan resistance yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan posisi buy atau sell pada sesi trading yang singkat.
Trader dapat menggunakan Pivot Point harian untuk menentukan level support dan resistance pada sesi trading intraday. Selain itu, trader juga dapat memanfaatkan level-level support dan resistance mingguan atau bulanan sebagai level-level yang lebih kuat.
Menggunakan Pivot Point dengan Kombinasi Indikator Teknikal
Pivot Point dapat digunakan dengan kombinasi indikator teknikal lainnya seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan MACD.
Contohnya, trader dapat menggunakan kombinasi antara Pivot Point dan Moving Average sebagai strategi trend following. Trader dapat membuka posisi buy jika harga berada di atas Pivot Point dan Moving Average dan membuka posisi sell jika harga berada di bawah Pivot Point dan Moving Average.
Menghindari Kesalahan dalam Menggunakan Pivot Point
Salah satu kesalahan umum yang dilakukan trader dalam menggunakan Pivot Point adalah hanya mengandalkan level-level support dan resistance yang disediakan oleh Pivot Point tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti volume trading atau sentimen pasar.
Selain itu, trader juga harus berhati-hati dalam memilih level-level stop loss dan take profit. Terlalu dekat dengan level support dan resistance dapat meningkatkan risiko kerugian karena kemungkinan terjadinya breakout atau reversal.
Membaca Reversal dengan Pivot Point
Pivot Point juga dapat digunakan untuk membaca potensi reversal atau perubahan arah trend pasar. Jika harga berhasil menembus level resistance teratas (R3) atau support terbawah (S3), maka kemungkinan besar akan terjadi reversal.
Namun, trader juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti volume trading dan sentimen pasar sebelum membuka posisi sell atau buy pada reversal tersebut.
Memilih Sesi Trading yang Tepat untuk Menggunakan Pivot Point
Pivot Point dapat digunakan pada semua sesi trading, namun trader harus mempertimbangkan karakteristik masing-masing sesi.
Sesi trading Asia cenderung lebih tenang dan memiliki volatilitas rendah sehingga level-level support dan resistance yang dihasilkan Pivot Point mungkin lebih kuat. Sementara itu, sesi trading Eropa dan Amerika cenderung lebih volatile sehingga trader harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti volume dan sentimen pasar sebelum membuka posisi menggunakan Pivot Point.
Strategi Trading Menggunakan Pivot Point
Setelah memahami apa itu pivot point, maka Anda dapat menerapkan strategi trading berikut ini menggunakan pivot point:
1. Trading Breakout
Dalam strategi ini, Anda dapat memanfaatkan level support dan resistance dari pivot point untuk melakukan buy atau sell ketika harga melewati level tersebut. Misalnya, jika harga berhasil menembus level resistance pivot point, maka kemungkinan besar tren akan bergerak naik. Sebaliknya, jika harga berhasil menembus level support pivot point, maka kemungkinan besar tren akan bergerak turun. Anda dapat mengambil posisi buy atau sell tergantung dari arah tren yang akan terjadi.
2. Trading Reversal
Strategi ini mengandalkan pergerakan harga yang akan berbalik arah setelah mencapai level support atau resistance pivot point. Jika harga mencapai level resistance pivot point dan terbentuk sinyal reversal, maka kemungkinan besar tren akan berbalik turun, sehingga Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan sell. Begitu pula jika harga mencapai level support pivot point dan terbentuk sinyal reversal, maka kemungkinan besar tren akan berbalik naik, sehingga Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan buy.
3. Trading Range Bound
Strategi ini digunakan ketika harga bergerak dalam range tertentu antara level support dan resistance pivot point. Anda dapat membeli pada level support dan menjual pada level resistance atau sebaliknya, tergantung dari arah pergerakan harga.
4. Trading Pivot Point Bounce
Strategi ini mengambil posisi buy atau sell ketika harga telah mencapai level support atau resistance pivot point dan bergerak kembali ke arah level pivot. Jika harga telah mencapai level support pivot point dan mulai bergerak naik, Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan buy ketika harga kembali ke arah level pivot. Begitu pula jika harga telah mencapai level resistance pivot point dan mulai bergerak turun, maka Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan sell ketika harga kembali ke arah level pivot.
5. Trading Pivot Point Retracement
Strategi ini memanfaatkan retracement harga setelah terjadi tren bullish atau bearish yang kuat. Jika tren bullish kuat terjadi, maka Anda dapat menunggu retracement harga yang kemudian bergerak naik dan kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk buy pada level support pivot point. Begitu pula jika tren bearish kuat terjadi, maka Anda dapat menunggu retracement harga yang kemudian bergerak turun dan kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk sell pada level resistance pivot point.
Dalam menggunakan strategi di atas, selalu perhatikan risk management agar tidak mengalami kerugian yang besar. Buatlah rencana trading yang matang dan disiplin dalam mengikuti rencana tersebut. Contoh rencana trading dapat disusun sebagai berikut:
Aksi | Level Entry | Stop Loss | Target Profit | Risk-Reward Ratio |
---|---|---|---|---|
Buy | Level Support Pivot Point | Bawah level support pivot point | Level Resistance Pivot Point | Rasio 1:2 |
Sell | Level Resistance Pivot Point | Above level resistance pivot point | Level Support Pivot Point | Rasio 1:2 |
Dalam contoh rencana trading di atas, Anda dapat melakukan buy pada level support pivot point dengan memasang stop loss di bawah level support pivot point dan target profit di level resistance pivot point. Begitu pula untuk sell, Anda dapat melakukan sell pada level resistance pivot point dengan memasang stop loss di atas level resistance pivot point dan target profit di level support pivot point. Dengan rasio risk-reward 1:2, Anda dapat memperbesar potensi keuntungan dan meminimalisir risiko kerugian.
Terima Kasih Telah Membaca!
Sampai jumpa di artikel lainnya tentang dunia trading! Tanamkan lah ilmu dan pengalaman dari artikel ini ke dalam praktik trading sobat. Semoga Anda sukses dalam proses trading selanjutnya! Tetaplah terus membaca dan jangan lupa untuk mengunjungi situs kami lagi di waktu selanjutnya. Terima kasih sudah membaca!
Tinggalkan Balasan